Yuk, kenalan dengan Amalia! Amalia Choirunnisa adalah salah satu mentor di Punya Arti. Saat ini, dia bekerja sebagai perawat (ASN) di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Sebelum itu, Amalia pernah bekerja di lembaga pemasyarakatan (lapas). Apa yang didapat di sini membuat dia memutuskan untuk melanjutkan studinya. Akhirnya, Amalia kuliah Mental Health Nursing di Universitas Indonesia dengan bantuan beasiswa LPDP.
Bagaimana Amalia bisa meraih semua itu dan apakah alasannya? Yuk, simak kisah selengkapnya di sini!
Kenapa Sih Mau Lanjut Kuliah setelah Sudah Kerja?
“Karena ingin menebar banyak kebaikan dan kebermanfaatan dengan jangkauan yang lebih luas. Sesederhana karena saya senang sekali berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada teman-teman semua.
Menebar inspirasi kepada teman-teman yang membutuhkan serta bertukar cerita dan pengalaman membuat saya menjadi lebih ‘hidup’ dan itu adalah salah satu stress reliever saya, sehingga saya harus terus meningkatkan skill dan knowledge yang saya punya agar capable dalam bidang yang saya geluti.” – Amalia Choirunnisa
Menebar inspirasi serta bertukar pengalaman adalah hal yang membuat Amalia merasa lebih hidup. Supaya hal tersebut bisa dilakukan dengan maksimal, Amalia ingin mendapatkan lebih banyak ilmu. Jadi, pengetahuannya pun dapat dibagikan kepada orang lain sehingga dia mampu memberikan berbagai manfaat secara lebih luas.
Baca Juga: Inria Astari Zahra, Dokter Muda yang Memilih S2 Public Health Dibandingkan Dokter Spesialis
Kenapa Akhirnya Pilih Prodi dan Karier di Bidang Kesehatan Mental?
“Ketertarikan saya di bidang kesehatan mental berawal ketika saya berhasil dalam menangani pasien dengan gangguan jiwa saat saya praktik profesi Ners kala itu. Ada rasa bangga dan bahagia ketika saya berhasil mengantar pasien saya pulang dari bangsal jiwa dengan kondisi yang baik. Sejak saat itu, saya merasa bahwa saya tertarik mempelajari kesehatan mental.
Long story short, Allah menempatkan saya bekerja di lembaga pemasyarakatan yang notabene menangani banyak warga binaan pemasyarakatan yang punya banyak masalah mental. Saya sempat terkaget-kaget di awal, tapi itu ternyata hanya sebentar.
Kompleksitas permasalahan mental narapidana membuat saya tertarik mendalami keperawatan jiwa dan membuat saya ingin melanjutkan pendidikan dengan fokus mental health nursing.” – Amalia Choirunnisa
Ketertarikan Amalia dengan kesehatan mental sudah ada sejak menjalani praktik profesi Ners. Namun, dia baru memantapkan keinginan untuk melanjutkan studi di bidang ini setelah bekerja di lembaga pemasyarakatan.
Bagaimana Ceritanya Sampai Dapat Beasiswa LPDP?
“Alhamdulillah… Allah beri kemudahan, sehingga saya lulus LPDP dengan one shot! Tapi, di balik kemudahan itu, ada banyak perjuangan yang harus dilakukan. Saya apply LPDP dengan posisi sudah menikah, punya satu anak toddler, bekerja full-time, dan berjauhan dengan suami alias long distance marriage.
Such a challenging condition! Setiap hari, saya membawa laptop dan buku ke kantor untuk belajar dan mempersiapkan administrasi beasiswa. Saya mengikuti bimbingan online di malam hari ketika anak tertidur dan curi-curi waktu untuk belajar ketika anak bermain, tapi saya menikmati segala prosesnya karena yakin bahwa semua perjuangan akan berbuah manis pada saatnya.” – Amalia Choirunnisa
Dengan kondisi sudah menikah, punya anak, dan bahkan sambil bekerja, Amalia tetap berjuang keras untuk mendapat beasiswa LPDP. Walaupun harus melewati banyak sulit, kerja keras ini bisa terbayar dengan maksimal. Sebab, Amalia berhasil dapat beasiswa LPDP dalam satu kali percobaan saja!
Baca Juga: Mario Matinahoru, Memilih D3 setelah S1 untuk Membangun Pendidikan di Raja Ampat
Bagaimana Awalnya Bisa Ketemu Punya Arti?
“Waktu itu, ada seorang teman sesama awardee yang mengirimkan link open recruitment mentor Punya Arti di grup. Lalu, saya buka dan bismillah memutuskan untuk join untuk menambah kebermanfaatan saya.” – Amalia Choirunnisa
Kita memang tidak tahu kapan akan mendapat tawaran pengalaman yang menarik. Bagi Amalia, ajakan temannya untuk jadi mentor di Punya Arti menjadi satu cara lagi untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Terus, Kenapa Akhirnya Mau Jadi Mentor di Punya Arti?
“Karena saya sudah bertekad bahwa, setelah menjadi awardee LPDP, saya harus membalas budi kepada masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah dengan melakukan mentoring beasiswa secara gratis kepada teman-teman yang membutuhkan.” – Amalia Choirunnisa
Saat itu, Amalia yang sudah mendapat beasiswa LPDP akhirnya setuju menjadi mentor di Punya Arti. Dia senang bisa memberi manfaat mentoring beasiswa ini secara gratis dengan bantuan Punya Arti.
Bagaimana Nih Pengalaman Mentoringnya Selama ini?
“Sejauh ini, mentee yang saya temui semua kooperatif dan pantang menyerah dalam mengejar impiannya menjadi awardee lpdp. Saya banyak memberikan feedback kepada mentee terkait cara membuat essay yang powerful, orisinil, dan insightful karena tidak semua mentee paham cara membuat essay yang baik. Saya sangat menikmati ketika tiba pada sesi mockup interview karena saya bisa langsung ngobrol dengan para mentee sembari memberikan feedback tentang cara menjawab pertanyaan dari interviewer.” – Amalia Choirunnisa
Karena semua mentee kooperatif, Amalia menikmati proses mentoringnya. Selain itu, dia banyak memberi feedback yang baik selama rangkaian pertemuan dengan mentee. Namun, Amalia paling menyukai sesi mockup interview karena dia bisa langsung berbicara dengan para mentee melalui video meeting.
Baca Juga: Niyata Hananta Karunawan: Jadi Dokter untuk Mewujudkan Impian Papa
Sejauh ini, Bagaimana Style Mentoring dan Hasil Mentee-nya?
“Saya selalu open dengan berbagai macam diskusi hingga mendengarkan keluh kesah para mentee dalam perjalanan mereka mendapatkan beasiswa agar mereka tidak merasa sendiri dan tetap semangat dalam perjalanan pencarian beasiswa ini. In total, saya membimbing 6 mentee dan 4 di antaranya lolos beasiswa LPDP, yeay!” – Amalia Choirunnisa
Kalau menjadi mentee Amalia, kamu dapat diskusi hingga curhat sebanyak-banyaknya. Sebab, dia tidak mau mentee merasa sendirian dan tetap semangat selama proses ini. Suasana hati mentee sangat penting baginya. Sementara itu, Amalia tentu akan sangat senang ketika mentee-nya berhasil mendapatkan beasiswa impian.
Boleh Share Satu Hal Tentang Punya Arti?
“Seneng banget bisa menjadi salah satu bagian di Punya Arti karena, seperti namanya, saya ingin mempunyai arti di dalam kehidupan orang lain, dalam hal ini adalah teman-teman pejuang beasiswa. Harapannya, Punya Arti akan semakin besar dan sukses bisa menjadi one stop solution untuk para scholarship hunter di sana!” – Amalia Choirunnisa
Itu dia cerita dari Amalia! Tidak hanya Amalia, Punya Arti juga memiliki harapan yang sama untuk menjadi one stop solution bagi para pejuang beasiswa ke depannya.
Jadi, apa kalian tertarik untuk mentoring bersama Amalia Choirunnisa di Punya Arti? Langsung saja daftar ke program mentoring kami! Sementara itu, jika sudah mendapat beasiswa, kamu bisa ikut memberi manfaat kepada para mentee dengan daftar menjadi mentor di Punya Arti!
Yuk, ikut wujudkan mimpi bersama Punya Arti!
Baca Juga: Beatrik Dwi Septiana: Meraih Cita-cita S2 di Luar Negerti setelah Menjadi ASN